OLEH: Clara Allena Zalika Soeprapto
Kulihat seorang
laki-laki tua menghentikan sepedanya di depan rumahku. Ia terlihat sedang
mencari-cari sesuatu di dalam tas besar di samping sepedanya itu.
Dikeluarkanlah sebuah amplop surat berwarna cokelat keemasan dengan namaku dan
Elno yang tertera di pucuk amplop.
Kuintip sedikit
amplop itu, terlihat suatu benda memancarkan cahaya yang terang. Betapa
terkejutnya aku ketika melihat isi amplop itu yang ternyata adalah sepotong
senja dan sebuah surat. Bagaimana mungkin dia nekat mengambil senja hanya untuk
diberikan kepadaku?
Senja itu kuletakkan
di ujung kamar tidurku. Seketika kamarku dipenuhi dengan cahaya terang dari
senja itu. Aku sungguh tak menyangka dengan keegoisan Elno yang berani
mengambil senja itu untukku.
Domba kecilku Elno,
Aku sudah menerima
senja yang kau kirimkan untukku. Senja keemasan itu sedang menyinari kamarku
sekarang ini seperti keinginanmu. Terima kasih telah membawakan teman baru
untukku
Aku benar-benar tidak
mengerti kenapa kau berani mengambil senja itu dari banyak orang, seakan aku
adalah yang paling penting di dunia ini. Bagaimana bisa seorang Elno yang polos
mengambil senja dengan egois?
“Kamu juga tak suka
gelap kan? Jadi kuambilkan ini untukmu. Hanya untuk melindungi mu saja sih.”
Katamu saat menelponku, membuatku terdiam. Memang awalnya aku sedikit kecewa
karena domba kecilku berani melakukan hal aneh seperti itu. Akan tetapi
alasanmu itu, membuatku tersenyum seketika.
Tak apa, kumaafkan
kamu kali ini. Terima kasih telah menghawatirkan ku Elno. Aku tidak menyangka
kamu mengambil senja ini hanya untukku. Sangat kuhargai usahamu membuatku
bahagia. Sekali lagi terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar