Oleh : Lola Aqiila Pieter / 9C / 6289
Kalian sedang mengalami bullying? Tenang Tuhan punya rencana di balik ini semua. Seperti kisah ku, nama ku Lola Aqiila Pieter, aku mengalami kasus bulliying di kelas 3 sd. Aku adalah orang yang tidak percaya diri. Aku tidak mudah bergaul, jadi aku tidak banyak memiliki teman. Aku juga bukan anak yang sangat pintar, aku biasa saja.
Sampai pada suatu hari, aku tidak tau mengapa semua nya berubah. Aku dijauhi semua teman ku, sehingga aku tidak memiliki teman sama sekali. Aku selalu di kucilkan jika ada pemilihan kelompok. Sampai kadang aku di olok olok orang kampong, karna tingal ku di desa. Ya, hampir setiap hari kerjaan ku hanya menangis di sekolah. Sampai suatu hari, aku mogok sekolah. Aku tidak ingin beragkat sekolah. Orang tua ku bingung dengan keadaan ku. Aku tidak mau angkat bicara soal keadaan ku. Orang tua ku tetap membujukku untuk sekolah dan bercerita apa yang terjadi. Ahirnya aku berangkat sekolah, seperti biasa aku tidak punya teman di sekolah, lalu aku berpikir apa salah nya aku cerita ke mama.
Aku menceritakan semua yang terjadi kepada orang tua ku. Orang tua ku tak tinggal diam. Dia memberi tauku jika ada yang menggangguku aku harus memberitaunya. Tidak sampai di situ, orang tua ku melaporkan kejadian ini ke guru bk di sekolahku. Keadaan ini tidak berahir begitu saja. Setelah kejadian itu aku semakin di olok olok yang katanya aku wadulan lah apa lah. Keadaan ini membuat mental ku sangat down di usia ku yang baru 9 tahun. Aku mencoba tidak peduli dan ku ceritakan semua padaa orang tua ku. Orang tua ku setiap hari mensuport aku dan berkata “jika memang tidak ada yang mau main sama kamu gapapa, tunjukin kalo kamu beda level sama mereka”.
Dari situ aku mengecap jika orang orang itu hanya sirik sama aku. Aku harus buat mereka panas. Hingga pada suatu hari, ada lomba story telling bahasa Indonesia, aku merasa tertantang dengan lomba seperti itu. Aku daftarkan saja diriku. 2 minggu sebelum seleksi aku drop masuk rumah sakit karena terkena tipes. Aku pasrah saja mungkin bukan jodohku. Tetapi orang tua ku mendukung ku selalu. Dari sini aku sadar bahwa hanya mama dan papa yang selalu ada di mental ku down. Aku sembuh dengan cepat. Sehingga aku bisa masuk sekolah sebelum seleksi. Aku mengikuti seleksi dengan baik, sehingga aku lulus seleksi. Semenja itu aku dilatih mama acting, bercerita, dan lain lain. Kebetulan ibuku ahli di bidang itu. Rasa percaya diriku tumbuh dan aku yakin aku pasti menang
Pada hari h, aku tampil maksimal hingga mendapatkan standing ovation dari juri. Aku adalah peserta paling muda, lawanku rata rata sudah kelas 6 semua, sdangkan aku kelas 3. Pengumuman pun tiba, ternyata aku mendapatkan juara 3 se kota mojokerto. Dari situ aku bangkit hingga aku memiliki banyak teman. Prestasi ku ga berenti di sini, hamper semua lomba ku trabas seperti dokter kecil, dll.
Aku sangat berterima kasih pada orang tua ku. Aku tidak tau apa yang terjadi jika tidak ada orang tua ku. Dan sampai saat ini aku menceritakan semua masalah ku ke orang tua ku tanpa terkecuali
Koda di bagian akhir ditulis secara eksplisit dalam paragraf tersendiri ya.
BalasHapus